Selasa, 16 Maret 2010

Aim at Simplicity, Hope for Truth

Georg Christophe Lichtenberg dalam salah satu aphorismenya pernah menyebut bahwa “Membaca berarti ber-hutang” (Weleh, utang saya banyak donk?) Kemudian ia melanjutkan “Menciptakan sesuatu dari bacaan berarti membayar utang”. Yah walaupun enggak bakal terbayar semua, setidaknya saya nyicil dulu deh… dengan mencoba menuliskannya di blog ini ^_^

Kmaren saya berkunjung ke rumah teman saya untuk sekedar menghabiskan makanan kecil di rumahnya (Yeah... ). Ngobrol-ngobrol sebentar abis itu dilanjutkan dengan acara nyemil-nyemilsambil nonton koleksi film barunya. Ga sengaja mata saya tertuju pada sebuah buku usang di bawah meja belajarnya. Saya ambil tuh buku berdebu dan saya baca judulnya “Problem and Project” Bobbs Merrill. Buka-buka halamanya sekilas, baca-baca kalimatnya sepintas, teknik membaca cepat digunakan (padahal karena lagi males baca aja)… Ga sengaja membuka di halaman bertuliskan 352, saya menemukan sebuah kalimat yang cukup familiar di telinga saya.

“We aim at simplicity and hope for truth”.

Eh, koq rasanya kayak pernah denger yah? Setelah di baca lagi, "ooh Nelson Goodman ini!!!!". Alhasil hanya karena tertarik dengan kalimat itu, saya pinjem bukunya dengan janji bakal dibalikin minggu depan untuk bahan nulis di blog ini. "Dasar ga kreatif", kata temen saya itu... "Hahahahaha!!! emang!" jawab saya.

Oke, karena ga mungkin saya tulis semua satu buku, saya kutip paragraf favorit saya aja :

“If you want to go somewhere quickly, and several alternative routes are equally likely , no one ask why you take the shortest. The simplest theory is chosen not because it’s most likely true, but because it’s scientifically the most rewarding among equally likely alternatives. We aim at simplicity and hope for truth”

Artinya :
Jika kamu ingin pergi ke suatu tempat dengan cepat, dan ada beberapa rute/jalur alternatif yang kelihatannya sama-sama bisa digunakan, tidak seorangpun akan bertanya kenapa kamu memilih rute/jalur paling singkat. Teori yang paling sederhana dipilih bukan karena (teori) itu yang paling mungkin benar, tapi karena (teori) itu secara ilmiah paling berharga diantara alternatif-alternatif lain yang sama-sama bisa digunakan. Kita mengarah pada kesederhanaan dan mengharapkan kebenaran.

(Maaf klo translate saya agak kacau >_<)

Bener juga yah apa yang dikatakan oleh om Nelson ini… bahwa kita memang mengarah pada kesederhanaan dan mengharapkan kebenaran. “Ngapain ngerjain soal matematika pake rumus yang panjang, klo pake rumus yang sederhana aja bisa terjawab? “

Hanya yang perlu ditekankan bahwa… tujuannya tetap satu, yaitu (mengharapkan) kebenaran. Misalkan ada pernyataan seorang PSK kayak gini; “Ngapain susah-susah cari kerja, klo bisa dapet uang banyak dengan jual diri?” (Nahh lhoo…) “Dengan jual diri, kebutuhan hidup keluarga bisa terpenuhi, makan tercukupi, utang terbayar, anak bisa bersekolah… daripada kerja biasa, gaji kecil, kebutuhan keluarga tidak bisa terpenuhi, utang menggunung, anak nggak bisa sekolah dan kurang gizi” (Nahh lho… Gimana coba?) Ada alasan pembenarnya disini… Benar Vs Salah?

Hmm… klo ambil analogi kehidupan PSK emang kelihatannya agak dilematis ini (dan saya tidak suka memikirkannya). Tapi mungkin bisa disederhanakan (“We aim at simplicity and hope for truth” ^_^) dengan menganalogikannya dengan seorang siswa yang berusaha mencari sebuah rumus cepat dalam mengerjakan sebuah soal matematika. Apa yang dilakukan siswa itu? Klo saya sih akan mencoba membuat sebuah rumus, mulai dari yang paling sederhana… yups, yang paling sederhana. “Ngapain ngerjain soal matematika pake rumus yang panjang, klo pake rumus yang sederhana aja bisa terjawab? “ dan saya akan menggunakan rumus itu untuk mengerjakan soal-soal matematika serupa hanya ketika memang rumus tersebut terbukti dapat menghasilkan jawaban yang tepat. Klo enggak menghasilkan jawaban yang tepat? Ya tinggalkan dan coba rumus yang baru yang paling sederhana lainnya diantara rumus-rumus lainnya sampai menemukan sebuah rumusan yang paling tepat dan sederhana . Sepeti kata om Henri Poincare juga klo ga salah kayak gini : “Eksperimen adalah sumber kebenaran; yang dapat mengajari kita tentang sesuatu yang baru dan memberikan kita sebuah kepastian”.

Lalu apakah sang PSK harus nyoba satu-satu gitu? Mulai dari jual diri? Jual organ tubuh? Jual anak? Dan seterusnya?

Hohoho… tidak semua eksperimen itu harus dilakukan sendiri kan? Menggunakan hasil penelitian dan eksperimen orang lain yang telah diakui kebenarannya juga akan sama hasilnya (Klo udah jelas salah, ngapain dipake?). Maka klo kita kembali kepada sang PSK… Penelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini menyimpulkan bahwa Prostitusi, Jual organ, dan juga Jual anak adalah hal yang yang dapat membawa pengaruh negatif bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar (Kalopun tidak ada penelitian seperti itu, setidaknya diakui sebagai kebenaran umum ^_^)

Jadi apa donk yang harus dilakukan sang PSK?

Yah kembali ke jalan kebenaran duonk… jalan sesuai dengan norma-norma kebenaran (agama, kesopanan, kesusilaan, hukum) yang telah diakui oleh masyarakat umum sebagai suatu kebenaran (bolak-balik akhirnya kembali ke sini juga >_<)

Untuk itulah kebijaksanaan sangat penting disini untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Kebijaksanaan dengan memperhatikan menggunakan norma-norma kebenaran untuk membangun sebuah tembok penghalang agar alternatif buruk yang bisa digunakan menjadi tertutup dan tidak dapat digunakan lagi.

“We aim at simplicity and hope for truth”. Nulis apa saya ini?

9 komentar:

Anonim mengatakan...

kalo bener km younger than me to Pur...
maka km u dewasa sebelum umur sepertinya...

“We aim at simplicity and hope for truth”.
hidup menuju kepada kesederhaaan bukan berarti selalu menyederhanakan sesuatu masalah.

hidup mengarah kebenaran bukan berarti semua yg dilakukan seseorang adalah benar (biasanya menggunakan teorema KEBENARAN adl RELATIF)

btw, apa itu APHORISME ?? :))

Puri mengatakan...

Dewasa sebelum umur? Hahaha... itu pujian yah?
Saya yakin koq klo umur saya ada di bawah kk ahmed...
25 Januari 1986 hari kelahiran siapa coba?

Emang sih bukan berarti selalu menyederhanakan masalah. Seperti kata saya di atas, klo bisa ngerjain soal matematika pake rumus nyang sederhana ngapain juga pake yang rumit. Tapi klo pake nyang paling sederhana hasilnya keliru, ya jangan dipake yang sederhana itu... maka pakailah "rumus yang paling sederhana namun jitu dalam memecahkan persoalan" gitu deh...

Ya iya donk kk... kesempurnaan itu hanya milik Tuhan kan? manusia itu kan gudangnya salah dan dosa... Hahahaha!!! kita sebagai manusia bisanya cuma berusaha. Setidaknya saya yakin Tuhan pasti akan memaafkan kesalahan umatnya yang sudah mau berusaha meniti di jalan Nya (walaupun kadang tanpa sengaja tergelincir juga)

Klo dalam pengertian sederhana saya sih :
"sebuah kalimat kebijaksanaan pendek"
Tapi klo nyang lebih lengkap isa lihat di sini:
----------
http://en.wikipedia.org/wiki/Aphorism
----------
semoga membantu ^_^

Anonim mengatakan...

hmm,,,,
tp sy pernah diajarin guru Matematika di waktu masih SMA dulu Pur..

biasakanlah mengerjakan bukan dengan RUMUS [pendek];
tetapi kerjakanlah sebuah soal melalui pendekatan konsep, dengan demikian kamu pd akhirnya justru akan menemukan sebuah rumusan itu dan sangat mungkin menciptakan rumusan tersendiri...; hanya saja, itu jika dilakukan dlm kondisi normal. klo utk mengerjakan soal ujian yg penting bukan prosesnya namun HASILnya.

*kesimpulannya mungkin based on the sikon kle ya

Puri mengatakan...

Betul kk... untuk itulah kebijaksanaan sangat diperlukan...
Karna kebijaksanaan bagi saya adalah : bertindak tepat dan bermanfaat (dalam arti luas) sesuai dengan situasi dan kondisi (dalam arti sempit.
Mungkin kk ahmed punya pandangan lain tentang kebijaksanaan?

Anonim mengatakan...

hmm masih susah diungkapkan dg kata2 Pur,,,,
hehehehehe

YM mu Idne apaan sih?
sering OL ga?

Puri mengatakan...

ID YM : mons_otaku
kadang sering, kadang enggak... tergantung mood kk >_<

Anonim mengatakan...

perasaan aku sering nyapa kok ga ada jawaban yah?
hmm

Puri mengatakan...

Ah masak iya? emang ID kk ahmed apaan?
Mungkin sinyal GPRS di tempat saya lagi jelek. Soalnya klo saya YM an biasanya pake eBuddy di HaPe kk.

Anonim mengatakan...

seperti blognya
ahmedfikreatif@yahoo.com

Posting Komentar

 

Blog Template oleh YummyLolly.com - Header dibuat dengan PS brushes oleh gvalkyrie.deviantart.com
Disponsori oleh Free Web Space