Senin, 28 Juni 2010

I'm Sorry

I'm Sorry... Soo-soo-soooooorrrryyyy! m(_ _)m

Dikarenakan kesibukan saya akhir-akhir ini, untuk sementara blog ini akan sepi postingan untuk beberapa bulan ke depan.

Akan saya usahakan aktif lagi sesegera mungkin! jadi walaupun sepi, sesekali PLEASEEEEE tengokin blog saya ini walaupun hanya sekedar lewat saja :-p

Terima kasih buat yang selama ini dengan setia membaca beberapa postingan saya yang tidak bermutu ini...

Akhir kata, sampai jumpa lagi ^_^

Jumat, 25 Juni 2010

Ketika Izrail bertanya...


"Apakah kamu siap untuk mati?"

"Tidak"

"Jadi kamu belum siap untuk mati?"

"Tidak juga"

"Lalu?"

"Aku hanya tidak ingin mengkhawatirkannya..."

Selasa, 01 Juni 2010

Cermin-cermin ajaib

Manusia adalah Alam yang secara kreatif menatap kembali dirinya sendiri (Fredrich Von Schlegel)

Kalau disuruh memilih, lebih memilih mana? "lebih pintar menilai diri sendiri dibandingkan menilai orang lain" atau " lebih pintar menilai orang lain daripada menilai diri sendiri"?
Kalau disuruh memilih, lebih memilih mana? "lebih pintar memahami diri sendiri dibandingkan memahami orang lain" atau " lebih pintar memahami orang lain daripada memahami diri sendiri"?

Setelah melakukan Survey kecil-kecilan di sini dan di sini, kebanyakan orang menjatuhkan pilihannya pada "lebih pintar menilai diri sendiri dibandingkan menilai orang lain" dan "lebih pintar memahami diri sendiri dibandingkan memahami orang lain".

Bagaimana bila pertanyaan itu saya tanyakan kepada diri saya sendiri? Saya akan menjawab " lebih pintar menilai orang lain daripada menilai diri sendiri" dan " lebih pintar memahami orang lain daripada memahami diri sendiri". Alasannya? inilah sekeping pemikiran bodoh saya :

Masih ingat pepatah ini? Gajah di pelupuk mata tak terlihat, kuman (ato semut yah?) di seberang lautan terlihat; yang artinya bahwa kesalahan sendiri begitu sulitnya disadari, tetapi kesalahan orang lain begitu mudahnya dicari. Wajar saja, soalnya si Gajah bersembunyi di balik pelupuk mata, jadi mana bisa dilihat? Butuh sebuah cermin untuk melihat sang gajah di pelupuk mata.

Manusia ibarat sebuah cermin ajaib. Cermin ajaib yang merefleksikan siapa diri kita sebenarnya…

Saya analogikan dalam sebuah cerita…

Setelah maen Ayo Dance sampai malem… Ngantuk mau tidur, ngaca dulu di depan cermin.
“ohh… masih cantik” pikir saya… (ke PD an mode on)

Bangun tidur karena kesiangan, langsung melompat ke meja makan untuk sarapan bersama. Semua keluarga tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
“Hei ada apa?” tanya saya.
“Makanya ngaca donk, ngaca!!!” ucap kakak saya sambil cekikikan…
Baru saya sadar ketika melihat di depan cermin… Wajah cantik saya penuh dengan coretan lipstick korban kekejaman yang dilakukan oleh saudara kandung saya sendiri. Tiga buah garis kerutan di dahi, kumis doraemon dan jenggot merah… “Grrr!!!”

Akhirnya saya langsung mandi, membersihkan seluruh noda lipstick dengan air dan sabun di depan cermin. Habis mandi, ganti baju, dandan di depan cermin biar tambah cantik (centil mode on), lalu… siap untuk melakukan aktifitas seharian penuh!!!
  1. Cermin dibutuhkan untuk mengetahui seperti apa diri kita sebenarnya
  2. Cermin dibutuhkan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari
  3. Cermin dibutuhkan untuk membantu kita dalam usaha memperbaiki diri dan mengoptimalkan apa yang telah kita miliki.
Dalam hal memilih cermin yang akan kita pakai, tentunya tidak bisa sembarangan saja. Tidak semua cermin itu sempurna. Cermin cembung, cermin cekung, cermin buram, cemin retak… semuanya akan merefleksikan gambaran yang akan berbeda. Sehingga kita harus pandai-pandai menilai, cermin ini termasuk ke dalam jenis cermin apa.

Tapi seperti halnya “tiada gading yang tak retak” begitu pula manusia… sepertinya akan sangat sulit menemukan sebuah cermin yang benar-benar jernih dan datar yang mampu merefleksikan diri kita dengan sempurna. Kalaupun ada, mampukah kita menemukannya? Hanya dengan keberuntunganlah, mungkin kita dapat menemukan salah satunya.

Jadi bagaimana bila kita kurang beruntung? Yah bagaimana lagi, mau tidak mau kita hanya bisa menggunakan cermin yang ada saja. Tapi bukankah refleksinya akan berbeda dengan kenyataan diri kita yang sebenarnya? Pahami… belajarlah memahami… apa artinya?

Hanya ada cermin cembung? maka pahamilah… cermin cembung selalu merefleksikan diri kita menjadi sebuah gambaran yang agak gemuk, besar, dan bulat. Maka kita akan sadar… kita tidaklah segemuk, sebesar, dan sebulat itu… Maka manfaatkanlah kejernihannya untuk setidaknya mengetahui kebenaran bahwa mata kita tetap indah, hidung kita tetap mancung, bibir kita tetap seksi, dan kulit kita tetap putih mulus.

Hanya ada cermin buram? maka pahamilah… cermin buram selalu melalu merefleksikan gambaran yang agak kabur. Maka kita akan sadar… kita tidaklah sekotor dan seburam itu… Maka manfaatkanlah datarnya cermin buram untuk setidaknya mengetahui kebenaran bahwa tubuh kita tetap langsing, seksi, dan proporsional.

“Ah, itu sih saya juga tahu Pur! Jadi mana bagian ajaibnya?” tanya para cermin.
“Cermin yang bisa makan, minum, berbicara, berlari, dan bermimpi… bukankah itu cukup ajaib?” jawab saya

Koq jadi ngelantur saya? Akan saya simpulkan pendapat saya dari sini :

1. Manusia selalu membutuhkan sebuah cermin untuk mengetahui seperti apa diri nya sebenarnya, mengetahui kesalahan-kesalahan yang tanpa sadar telah ia perbuat, memperbaiki kesalahan tersebut, meningkatkan serta mengoptimalkan apa yang telah ia miliki.

2. Diperlukan sebuah kebijaksanaan dalam menilai cermin mana yang layak untuk kita pakai untuk merefleksikan diri kita, dan sebuah kebijaksanaan untuk memahami, mengapa kita tampak berbeda di depan cermin yang satu dengan cermin yang lain.

...
Tapi ini hanya pendapat saya lho… belum tentu mengandung kebenaran di dalamnya! Jadi teringat sebuah kalimat dalam dialog antara Theaetetus dan Socrates :
Socrates : … Sekarang kita perlu mengujinya, untuk melihat apakah ini hanya omong kosong ataukah mengandung kebenaran di dalamnya.

“Wahai cermin-cermin ajaib… siapakah wanita tercantik di seluruh jagad raya ini?” tanya saya sambil bawa-bawa martil…
“Puri!!!” jawab para cermin serentak.



Posting opo aku iki? ga jelas blas...!!!!

 

Blog Template oleh YummyLolly.com - Header dibuat dengan PS brushes oleh gvalkyrie.deviantart.com
Disponsori oleh Free Web Space