Rabu, 24 Februari 2010

Sepasang Rusa Dilanda Asmara...

Lagi-lagi teringat masa lalu...

Dulu waktu saya masih kecil, ayah sering menceritakan banyak kisah fantasi pada saya (ayah saya sering menyebutnya sebagai dongeng). Imajinasi ayah yang luar biasa, menghasilkan cerita yang tak ada habisnya. Baik ketika saya beranjak tidur, bangun tidur, menyuapi makan (yups, dahulu saya memang lebih suka disuapi oleh ayah...), hingga ketika ayah hendak berangkat ke kantor, ayah selalu menceritakan kisah-kisah fantasinya itu. Kisahnya biasa bercerita tentang kehidupan hewan-hewan di hutan seperti kancil, kelinci, rusa, dan hewan-hewan lucu lainnya yang bisa berbicara (sejak kecil saya memang suka cerita semacam itu). Selebihnya, adalah petualangan peri di dunia fantasi.

Hei-hei, berbeda dengan ibu... Ia hampir tidak pernah memberikan cerita fantasinya kepada saya. Pernah sekali ia menceritakan sebuah kisah yang sampai sekarang tidak pernah saya lupakan (itupun setelah saya merengek meminta ibu menceritakan sebuah kisah kepada saya sebelum saya beranjak tidur).

Ibu berkata "Dengarkan baik-baik ya, judul cerita ini adalah SIAMANG BISU"
.................... (diam sejenak).
Ibu melanjutkan "karena si siamangnya bisu, makanya ia tidak bisa bercerita"

Dan cerita berakhir sampai di situ saja. (Kecewa berat melanda diri saya waktu itu).
Tapi ibu punya cara lain untuk menghibur kekecewaan saya. Untungnya ibu pandai menyanyi. Dan ia kemudian menyanyikan sebuah lagu berjudul -SEPASANG RUSA- (Wow, sepertinya saya akan menyukainya). Dan ia mulai menyanyikannya dengan nada sendu...

Sepasang rusa dilanda asmara
Mereka pergi berdua-dua
Menikmati udara berkasi-kasihan
Berbahagia lah mereka

Oke sampai sini saya cukup senang mendengarkan lagu yang dinyanyikan ibu. Akan tetapi mimpi itu harus berakhir ketika ibu melanjutkan liriknya...

Akan tetapi datang lah tiba-tiba
Seorang pemburu yang mengintai
Dia lalu menenbak rusa itu
Matilah si rusa betina, haa-haa...

Rusa jantan berlari masuk hutan
Kasihan kekeasih nya telah hilang
Akhirnya tak tertahan dia masuk jurang
Tamat lah owh, riwayatnya...


Saya lalu mulai menangis! menangisi nasib kedua rusa itu. Begitu cepatnya lagu ini menghancurkan mimpi gadis kecil tak berdosa di atas tempat tidurnya.

Hahaha... itulah sebagian ingatan masa kecil saya. Ibu saya memang begitu, suka usil sama anaknya sendiri. Tapi secara keseluruhan ia adalah ibu paling baik di dunia ini, dan tidak ada yang bisa menggantikan ibu seperti dia. Ibu yang paling sempurna di mata saya (walaupun suka usil sama anaknya sendiri).

Jadi apa kebijaksanaan hari ini? "Jangan nyanyikan lagu itu di depan anak kecil !!!" Bisa stress dia. Oh iya, lagu aslinya berjudul -Sepasang Rusa- dinyanyikan oleh oleh Tetty Kadi. Mau denger lagunya? denger lewat Youtube di bawah ini :

Senin, 22 Februari 2010

Bahagia dalam kegilaan

Sepotong Lirik lagu milik RAN -Jadi Gila-

Kau buat ku jadi gila
Saat kau juga bilang cinta padaku

Tak kuasa ku menahan rasa bahagia

Saat kau ucapkan cinta


Apa sih penyebab kegilaan? Rusaknya sel otak? Bisa jadi... Beberapa penyakit tertentu memang bisa mengakibatkan rusaknya sel-sel otak (contohnya sipilis). Penyebab lainnya mungkin karena memar, cedera, racun, ataupun kelainan bawaan lahir yang mengganggu kerja sistem otak. Tapi tahu enggak, sebagian besar kegilaan di dunia ini bukan disebabkan oleh hal-hal yang saya sebutkan diatas. Bahwa kebanyakan otak dari orang-orang yang mengalami kegilaan sama sehatnya dengan otak dari manusia normal.

Jadi kenapa orang dengan kerja sistem otak yang sehat bisa menjadi gila?
Saya ingat sewaktu SD di Yogjakarta, ada seorang pemuda gila yang sering terlihat di sekitar perumahan saya. Saya agak lupa namanya, tapi saya sangat ingat wajahnya... Soalnya ayah saya dulu sering ngobrol dengannya (jangan-jangan eh jangan-jangan ayah saya juga... Hahahaha). Penampilannya sangat kumal dengan baju compang-camping dan Rambut panjang menggimbal sambil membawa bungkusan kain (entah isinya apa) dan selalu mengibas-ngibaskan sejumlah uang receh lembaran seratus rupiah kayak gini di depan tiap wanita muda yang lewat. Hei, kadang-kadang dia juga suka menyanyikan tembang-tembang jawa dan bertingkah seperti seorang dalang lho... Seingat saya, suaranya sangat bagus lho! Benar-benar suara seorang seniman Jawa (Yah tipe-tipe suara Sujiwo Tejo gitu).

Klo dari pengakuan ayah saya dulu sih (yang sering berbicara dengan pemuda gila itu), katanya pemuda gila itu cukup asik diajak ngobrol....
-Hah???-
Ia (Pemuda gila itu maksudnya) ngobrol dengan ayah menggunakan bahasa yang cukup mencerminkan seorang intelektual. Pengetahuan yang luas akan seni dan budaya jawanya juga membuat ayah cukup kagum.
-Weleh???-
Cuma diakui juga oleh ayah kadang pembicaraannya jadi agak ga nyambung, ketika ia sudah mulai menceritakan kehidupannya. Singkatnya, ia mengaku sebagai pria kaya raya yang punya banyak harta dan wanita.

Menurut cerita dari masyarakat sekitar, dulu pemuda itu adalah seorang Mahasiswa dari Institut Seni Indonesia di Yogjakarta (ISIJOGJA). Kegilaannya berawal ketika kekasih yang sangat dicintainya, meninggalkan dirinya demi pria lain yang lebih kaya. Depresi dan putus asa, ia memilih lari dari kenyataan dan berkubang dalam kegilaannya. Terdampar di Lingkungan perumahan kami dan makan makanan dari tempat sampah di sekitar perumahan kami. (Menyedihkan juga klo saya ingat-ingat lagi)

Hidup menghancurkan semua hasrat bersama sang kekasih dengan begitu kejamnya dalam dunia nyata. Tapi dalam kegilaannya, semua hasrat tersebut terpenuhi. Membawanya kepada kebahagiaan yang tidak bisa ia dapat dalam dunia nyata.

Ada banyak orang-orang yang gila karena kejamnya hidup ini. Bahkan mungkin mendapat perlakuan yang lebih kejam dari pemuda yang saya ceritakan barusan. Disiksa, dianiaya, dipaksa, dan dihina hingga tak ada yang tersisa dari harga dirinya sebagai seorang manusia. Saya ingat pernah membaca pengakuan dari seorang dokter jiwa (tentang salah seorang pasiennya yang kegilaannya disebabkan oleh sebuah tragedi perkawinan klo tidak salah) : "Kalau saya mampu mengulurkan tangan dan mengembalikan pasien saya dalam dunia nyata, saya tidak akan melakukannya. Dia lebih bahagia dalam kegilaannya."

Hahaha... bukan menyarankan untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kegilaan lho! Yang harus kita sadari bahwa "Kebahagiaan itu hanya ada dalam Pikiran". Kegilaan di atas saya gambarkan sebagai bersembunyi dalam imajinasi pikiran untuk melarikan diri dari kenyataan. Yang jelas tidak baik untuk melarikan diri dari kenyataan. Yang baik menurut saya adalah menghadapi kenyataan dengan bantuan imajinasi yang rasional dan membahagiakan sebagai motivasi mencapai tujuan... Yes! Hidup Imajinasi...!

Selasa, 02 Februari 2010

Naruto oh Naruto...

Beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah buku dengan judul yang cukup menarik di Gramedia. Judulnya adalah "Anakku Dididik dan Diasuh Naruto". Saya tidak membaca isinya (karena masih dibungkus), tetapi saya yakin isinya pasti mengenai "buruknya film naruto bagi perkembangan anak-anak" (karena saya baca sinopsisnya, hehehe).

Saya akui bahwa Film Naruto kadang tidak baik untuk anak-anak. Karena apa? Banyak unsur kekerasan dan ehmm... "bumbu" yang tidak layak konsumsi bagi anak-anak Indonesia macam kita (saya juga). Misalnya aja, Klo pertempuran lagi keras-kerasnya nih, kata-kata kata-kata kasar pun akan diucapkan dengan lantangnya. Hei... Masa anak kecil dah diajarin memakai kata-kata seperti "kurang ajar!" atau "sial!". Adegan kekerasannya pun ga main-main. Pertarungan berdarah-darah sampai ledakan yang menghancurkanpun adalah hal yang biasa di film ini (mo ngajarin anak Indonesia jadi teroris apa?). Belum lagi bagi dengan bumbu-bumbu yang "ga patut" untuk konsumsi anak kecil kayak Sexy No Jutsu ataw Harem No Jutsu... Parah dah pokoknya. Padahal hampir seluruh anak Indonesia kan nonton Film Naruto (kecuali yang ga punya tipi).

Tapi, sebagai pengemar Film Naruto saya juga merasa harus sedikit membela. Tidak semua yang ada di Film Naruto itu buruk koq. Ada hal-hal positif seperti "Perjuangan", "Kebajikan", "Persahabatan" dll... Bahkan kita juga bisa gali Nilai Filosofis yang cukup menarik dan mendalam (walaupun agak mengada-ada juga, ^_^) dari beberapa adegan di sana. Saya coba gali Nilainya, dan... Voila!!! Coba aja klik pada link-link komiknya urut dari satu sampai empat ---> 1 2 3 4

Yups tentang kertas putih kosong, dan Kertas putih dengan titik Hitam di tengahnya. Rata-rata orang memang bereaksi seperti Naruto ketika melihat hal tersebut, Yaitu terkonsentrasi pada titik Hitam. Coba deh kita analogikan bahwa kertas itu adalah kehidupan kita, dimana Putih adalah Hal Positif, Kebahagiaan, dan Keceriaan sedangkan Hitam adalah Hal Negatif, Kesengsaraan, dan Penderitaan. Orang-orang sering menganggap bahwa Tuhan itu begitu kejam dengan memberikan kesengsaraan dalam hidup... Tapi sadarkah manusia? Kesengsaraan itu tidaklah sebanding dengan Kebahagiaan yang telah Tuhan berikan kepada kita... Kesengsaraan itu hanyalah sebuah titik Hitam dalam perjalanan hidup kita. Kita harus melihat sisi positif dari setiap kejadian yang tidak menyenangkan. Dengan demikian, kita bisa mengambil hikmahnya. Dengan berkonsentrasi pada bagian yang Putih, kita sebenarnya bisa merasakan keceriaan dan kebahagiaan.Sebaliknya, kita akan terkungkung dalam penderitaan, kesengsaraan dan beban hidup bila hanya terkonsentrasi pada sisi Hitam dari setiap kejadian yang tidak menyenangkan.
 

Blog Template oleh YummyLolly.com - Header dibuat dengan PS brushes oleh gvalkyrie.deviantart.com
Disponsori oleh Free Web Space