Senin, 05 April 2010

Mari kita nilai ! Berapa nilainya ?

"Manusia adalah ukuran segalanya" (Protagoras, ± 490-420 SM)

Beberapa saat yang lalu saya menanyakan sebuah pertanyaan iseng di Yahoo Answers. Pertanyaannya adalah : "Apa Dosa terbesar umat manusia?"
Versi aslinya bisa klik disini ^_^

Beberapa jawaban cukup menarik, tetapi ada satu yang sangat menarik perhatian saya... yaitu jawaban dari user Mikimos. Dia mengatakan :

bicara dosa sepertinya masuk koridor religi..... ya tentoenya tiap agama ato kepercayaan masing2 punya jawabannya sendiri..... secara moral sebagai seorang manoesia ia bisa merasa bersalah..... namoen beloem tentoe merasa berdosa..... jika dengan adanya "kesadaran dan kepercayaan"..... merasa bersalah pastinya merasa berdosa.... ato bahkan secara langsoeng menyebut segala kesalahan itu sebagai dosa.....

jika dijawab dosa apakah nyang terbesar tentoenya sebatas jawaban "textbook" juga jawaban bersifat "personal religius-moralitas" sejauh pengalaman dan pemahamannya sebagai seorang manoesia......

hehehe....hitungan besar kecilnya gimana? kalo ada rumusnya tanya nyang "menetapkannya" saja..... jika mau disadari dan dipandang lewat sudut pandang adanya keberadaan transcendental......manoesia menilai manoesia itu konyol kan?


Tidak menjawab pertanyaan saya ini, tapi saya cukup suka dengan pemikirannya. Pemikiran yang transcendental... Pemikiran super Objektif... atau biasa saya sebut sebagai "pemikiran Dewa"... Seorang dewa yang terbang bebas melihat tingkah laku manusia sambil berkata "betapa indahnya badai orang-orang konyol ini"... Hohoho... benar-benar pemikiran seorang Filsuf. Kenapa juga saya tanyakan pertanyaan seperti ini ke room Filosofi? Hehehehe...

Tentu saja dalam sudut pandang ini, apa yang user Mikimos tidaklah salah... Tepat sekali malahan menurut saya. Saya pun sebenarnya menanyakan pertanyaan tersebut dalam lubuk hati terdalam memang ingin menilai juga... menilai seberapa pintar jawaban-jawaban yang akan muncul nantinya... menilai seberapa menarik jawaban-jawaban yang akan muncul nantinya... hingga menilai, manakah jawaban yang akan saya pilih sebagai Jawaban Terbaik... Artinya disini saya sebagai manusia menilai manusia lainnya... Tapi konyol kah? Nah ini dia !!!

Menurut saya memang begitulah takdir manusia... Saling menilai !!! baik menilai diri sendiri maupun orang lain... Dalam lingkungan pertemanan misalnya, saling menilai mana yang layak untuk dijadikan teman dan mana yang tidak... Dalam jenjang pendidikan misalnya, mana yang layak mendapatkan nilai baik dan mana yang layak mendapatkan nilai buruk... Di mata hukum juga, manakah perbuatan yang melanggar hukum dan mana yang tidak... dan masih banyak lagi !!! semua manusia saling menilai... konyol kah?

Dan kehidupan manusia pun tidak akan berjalan dan berkembang tanpa adanya penilaian-penilaian tersebut... Coba bayangkan hidup tanpa saling menilai! mana kawan mana lawan... pendidikan tak akan berjalan... hukum tidak berpihak pada keadilan... Dan lain-lain.

Bagaimana dengan standar penilaiannya? kalo ada rumusnya tanya nyang "menetapkannya" saja..... Klo ga ada? yah terpaksa kan harus kembali menilai lagi kan? pake standar "personal religius-moralitas" misalnya juga ga ada salahnya kan? bahkan kita juga bisa menilai lewat sudut pandang adanya keberadaan transcendental mungkin? Yah, manusia tidak semuanya sama kan dalam menilai standar yang dia pahami sebagai standar yang benar? Orang untuk menilai siapa nyang "menetapkannya", manusia itu kadang masih bisa berbeda pendapat koq...

Daripada saya tidak bisa menilai untuk memberikan Jawaban Terbaik pada siapa? Apa saya biarkan untuk di Vote aja? Heii!!! bukankah Vote juga salah satu bentuk daripada sebuah penilaian? Hahahaha... Konyol sekali saya!!!

Entahlah penilaian saya ini benar atau tidak, tapi saya menilai bahwa sebaiknya manusia menilai agar nilainya tersebut dinilai oleh lain, sehingga ia bisa menilai kembali apakah nilainya tersebut benar atau salah sesuai dengan pertimbangan nilai dari orang lain yang menilai nilainya tersebut... Lho-lho-lho... koq jadi bingung saya ! Hehehehe...

Baca selanjutnya : Mari kita pahami! Apa Artinya?

10 komentar:

Anonim mengatakan...

Ternyata susah ya pekerjaan menilai, kita pasti punya kepentingan, kecenderungan, persepsi dan asumsi, belum lagi alam bawah sadar yang semuanya 99% dipenuhi subyektifitas.

Tukeran link yukk!

Anonim mengatakan...

hmmm,,,
lagi2 tdk bisa PERTAMAX...
tp yaudah lah

kalau sy ikutan menjawab, sepertinya jawaban sy bakal berada di level terendah dan tidak bisa memperoleh jawaban terbaik. :(

apalagi jika pertanyaan tersebut diajukan di kolom Filsafat. Jawabannya akan tidak berujung dan bikin bingung. :)

kalo boleh ikut berpendapat,,,
sy memiliki pndapat yg hmpir mirip dg Mikimos,
bicara DOSA berhubungan dg RELIGI / AGAMA / DIN.
org yg2 tdk beragama / ateis tdk ada kamus istilah DOSA tentunya. karena dosa berhubungan dengan BALASAN. DOSA dan PAHALA merupakan konsep yg ibarat sisi mata uang. Logikanya, seorang ateis dan tidak percaya adanya Tuhan semestinya tdk memiliki konsep tentang DOSA.

Namun, jika berbicara mengenai DOSA apa yang terbesar? Ketika pertanyaan itu diajukan di kolom Filsafat, jawabannya sudah pasti tdk akan menjawab jawaban yg benar 100% bahkan 99% pun tidak,. Kenapa? karena dasar pijakan berfikirnya terlalu luas dan tanpa batasan.
Hal itu mungkin akan berbeda jika dilakukan pembatasan pd sisi agama. Jika dilirik dr sudut pandang agama, setiap masing2 agama juga akan memiliki konsep tersendiri tentang DOSA. KRITEN, ISLAM, HINDU, BUDHA, KATOLIK pasti berbeda2 dalam merumuskan konsep DOSA.

Sebagai misal, ISLAM konsep dosa terbesar dlm ISLAM adalah SYIRIK. yaitu menyekutukan ALLAH SWT. Membuat sebuah tandingan untuk Allah SWT dlm segala hal. Baik peran-Nya sebagai Tuhan, sebagai Pembuat Hukum, sebagai MAHA apapun. Dari konsep ini, terbentuk sebuah konsekuensi bhw org2 yang berdosa terberat adalh org yang bukan beragama ISLAM.
Namun, dilihat dr sudut pandang agama lainnya,, konsep itu sangat mungkin bertentangan. Pada konsep Kristen misalnya, orang di luar Kristen-lah yang merupakan manusia pendosa terbesar.
Konsep DOSA pun lagi-lagi tidak atau belum terjawab juga dengan penerimaan kebenaran sebesar 100%.

Sementara itu, kita juga masih memiliki sebuah konsep tersendiri yg kita sebut DOSA antar manusia. DOSA yang ini barangkali lebih mudah terdefinisi krn konsepnya lebih universal. Sebagai misal saya memperolok seorang kawan dg olok2an yg buruk. Inilah yg disebut sebgai konsep DOSA dalam pembhasan ini. Jika DOSa dlm tataran ini yg dimaksud untuk ditanyakan, maka diperlukan jawaban yg memiliki dasar kuat juga untuk mengkategorikannya sebagai DOSA TERBESAR !!!

kok malah jd muter2 ga karuan to ??
hik hik hik
au ah gelap

Puri mengatakan...

@mahesapandu :
Betul kk... mau bertindak objektif ternyata tidak semudah seperti yang diucapkan.

umm... caranya tukeran link gimana sih kk? maklum saya newbie klo masalah blog-blog an...

Puri mengatakan...

@ahmedfikreatif :
Pertamax? hihihi, disini bukan kaskus gan! jadi ga masalah siapa yang dapet pertamax...

Karena itulah saya kk, menyesal menggunakan kata "DOSA" di room Filosofi >_<
Harusnya pertanyaan ini saya tanyakan ke room Agama&Kepercayaan , atau "mungkin" pertanyaannya diganti dengan "Apa Kesalahan terbesar umat manusia?"
Yah namanya juga pertanyaan iseng yang meluncur begitu saja tanpa berfikir panjang...

Hehehe...

koplak mengatakan...

tapi kadar subjektivitas menilai seseorang dengan orang lain beda bos

Anonim mengatakan...

lagi kemana nih... di tunggu postingnya

Puri mengatakan...

@koplak :
iya kk.. emang beda.

btw sejak kapan yah saya punya anak buah?
hehehe... salam kenal

Puri mengatakan...

@mahesapandu :
siap kk...

Rafael Yanuar mengatakan...

Puri, akhirnya bisa mengirimkan komentar di blog-mu :D
Senangnyaaaa... Untuk kali ini aku idem dengan jawaban Tikoes itu :). Sekaligus manggut-manggu kagum dengan jawaban di atas :)
Rupanya, benar-benar besar pengaruh dosa awal manusia yang memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Hue hue...

(Menghindari timpukan!)

Puri mengatakan...

@Rafael Yanuar : iya kk... tikus yang satu itu emang cerdas banget. Aslinya di dunia nyata kek apa yah?

Posting Komentar

 

Blog Template oleh YummyLolly.com - Header dibuat dengan PS brushes oleh gvalkyrie.deviantart.com
Disponsori oleh Free Web Space